Kamis, 01 September 2016

Adat Pernikahan NTT

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Masyarakat NTT mempunyai beberapa suku dan suku-suku tersebut mempunyai bermacam-macam ritual dan tahapan dalam melaksanakan pernikahan namun yang cukup unik adalah semua suku mengenal “belis”. Belis ini adalah semacam mas kawin atau mas kawin yang diberikan oleh pihak keluarga pria yang nantinya akan dibalas oleh keluarga pihak wanita. Belis yang merupakan mahar atau mas kawin ini merupakan kesepakatan antara dua keluarga pengantin biasanya merupakan beberapa ternak kerbau atau kuda yang harganya cukup mahal atau perhiasan-perhiasan.

B.       Ruang Lingkup
Dalam penulisan makalah ini kami hanya membahas tentang Unsur-unsur mengenai pernikahan dalam Alkitab, Tata cara pernikahan di Nusa Tenggara Timur, Tahap-tahap pernikahan di NTT, Tata cara Pemberkatan Nikah.

C.    Tujuan Penulisan
1.    Supaya Mahasiswa/i mengeti budaya pernikahan dan tata cara budaya di Nusa Tenggara Timur
2.    Supaya Mahasiswa/i mengerti bahwa budaya pernikahan yang di praktekan oleh setiap suku juga tidak terlepas dari kebenaran Firman Tuhan dan juga budaya di ciptakan oleh Allah supaya manusia memakainya sebagai sarana di dalam hidupnya.
3.    Supaya Mahasiswa/i mampu untuk mempraktekan budaya pernikahan menurut kebenaran Firman Tuhan.


BAB II
ISI

A.    Unsur dasar mengenai pernikahan dalam  Alkitab.
·         Pernikahan adalah antara seorang pria dan seorang wanita.
Pernikahan alkitabiah adalah antara seorang pria biologis dan seorang wanita biologis. Hal ini jelas sejak semula. Tuhan menciptakan “laki-laki dan perempuan” (Kej 1:27-28) dan memerintahkan mereka untuk “beranak cucu dan bertambah banyak”. Reproduksi alamiah hanya mungkin terjadi melalui kesatuan pria dan wanita. Menurut Alkitab, Tuhan membentuk manusia dari debu tanah (Kej 2:7). Kemudian dari rusuk yang diambil Tuhan dari manusia itu, dijadikanlah seorang perempuan (ayat 22). Tuhan menambahkan, “Sebab seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (ayat 24).
·         Pernikahan melibatkan kesatuan seksual.
Pernikahan disebut kesatuan dari satu daging. Bahwa di dalam pernikahan terdapat seks adalah jelas (1 Kor 6:16, Kej 1:28). Hal ini mungkin hanya melalui kesatuan seksual antara laki-laki dan perempuan secara biologis. Alkitab sangat jelas berbicara mengenai hal ini dalam 1 Korintus 7:2-4.
·         Pernikahan adalah suatu persahabatan.
Meskipun pernikahan melibatkan hak-hak seksual, pernikahan tidak terbatas pada seks saja, tetapi suatu persahabatan atau suatu kesatuan yang jauh melebihi seks (Maleakhi 2:14). Pernikahan adalah suatu kesatuan sosial dan spiritual, juga kesatuan seksual. Pernikahan yang dibangun atas dasar hubungan persekutuan persahabatan, dimana suami-istri saling mengasihi dan mencintai akan jauh lebih kuat dibandingkan dengan pernikahan yang dibangun karena hubungan seksual.
·         Pernikahan melibatkan satu perjanjian dihadapan Tuhan.
Pernikahan juga merupakan kesatuan yang tercipta dari suatu komitmen dari janji-janji yang timbal balik. Komitmen ini tersirat dari sejak mulanya di dalam konsep meninggalkan orangtua dan bersatu dengan istrinya (Maleakhi 2:14; Ams 2:17). Dan Allah adalah saksi atas suatu pernikahan. Dialah yang mengadakan pernikahan dan menjadi saksi atas janji-janji tersebut (Mat 19 :6).
·         Pernikahan adalah Pemutusan atau Pelepasan dengan pihak orangtua.
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya…. (Kej. 2:24). Kata Ibrani untuk meninggalkan sering diterjemahkan menjadi “melepaskan”. Kata ini mempunyai dua arti penting.Pertama berhubungan dengan kesetiaan yang utama. Sambil tetap menghormati dan mengasihi orangtua, seorang istri atau seorang suami menjadi yang pertama dan utama. Kedua, “melepaskan” memiliki arti ketergantungan. Pria dan wanita tidak lagi mengharapkan sokongan atau dipenuhinya kebutuhan mereka oleh orangtua mereka.
·         Pernikahan adalah Kelanggengan.
“… dan bersatu dengan istrinya” (Kejadian 2:24). Secara alamiah, kelanggengan mengikuti pemutusan. Seseorang harus meninggalkan keluarga asalnya sebelum ia dapat benar-benar bersatu dengan seorang pasangan. Kata ibrani untuk “bersatu” sama seperti lem khusus yang akan menyatukan dua potongan kayu dengan begitu kuat, sehingga, jika ditekan, kayu itu akan pecah dan patah sebelum melepaskan kelekatannya.
·         Pernikahan adalah Kesatuan
“… sehingga keduanya menjadi satu daging (Kejadian 2:24). Kesatuan di sini bukanlah keseragaman. Hawa tidak diciptakan untuk menjadi Adam perempuan. Kesatuan bukan melelehkan dua kepribadian untuk menjadi satu, namun dua indifidu hidup dan bekerja selaras dengan nilai-nilai yang sama dan tujuan bersama. Kesatuan adalah perbedaan yang membawa keselarasan.
·         Pernikahan adalah Keintiman
“Mereka keduanya telanjang, manusia dan istrinya itu, tetapi mereka tidak meresa malu “(Kejadian 2:25). Keintiman adalah hadiah utama untuk semua yang kita tanamkan dalam pernikahan.
·         Pernikahan adalah penyatuan dua anak Tuhan yang sepadan atau seimbang
Kejadian 2:18, ” Tidak baik manusia seorang diri saja dan Aku akan menjadikan seorang penolong yang sepadan baginya.” 2 Korintus 6:14, “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya.”

B.     Tata Cara Perkawinan Di Nusa Tenggara Timur (NTT)
Tata Cara Perkawinan Adat di Nusa Tenggara Timur. Acara peminangan calon pengantin wanita di Kupang, juga ditandai dengan surat-menyurat antar keluarga. Kupang merupakan ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki potensi sumber daya alam yang cukup melimpah. Mayoritas penduduknya memeluk agama Kristen Protestan. Bila dibandingkan kabupaten lainnya di Pulau Timor, masyarakat Kupang sebenarnya jauh lebih heterogen. Suku-suku yang ada di Kabupaten Kupang inilah yang kemudian mewarnai adat istiadat budaya masyarakatnya. Suku-suku tersebut yaitu:
*      Suku Dawan (dari daerah Dawan, Amarasi dan Amfoang).
*      Suku Helong (dari Pulau Semau).
*      Suku Rote (dari Pulau Rote).
*      Suku Sabu (dari Pulau Sabu)

a.      Busana Pengantin
Busana pengantin adat  ini selain digunakan pada upacara perkawinan, dapat juga dikenakan saat dilangsungkan upacara adat di istana raja. Pengantin wanita terlihat memakai kebaya bodo dengan sarung tenunan khas timor dan dilengkapi selendang serta berbagai perhiasan, mulai dari atas kepala sampai ujung kaki sang pengantin, di antaranya:
Kepala             : mahkota Bulamolik berbentuk bulan sabit.
Telinga            : anting atau giwang karabu.
Konde             : berbentuk bulat/cepok yang disebut falungku dengan tusuk konde koin sebanyak tiga buah yang ditaruh di samping kiri, kanan dan tengah.
Leher               : kalung muti salak, habas dan gong.
Tangan                        : sepasang gelang.
Jari                   : cincin koin.
Kaki                : selop hitam.
Pinggang         : sebuah pending emas.

Sementara itu, pengantin pria pun tampil tak kalah rupawan dengan baju dan jas, kain tenunan serta selendang pinggang atau selendang bahu. Pengantin pria dilengkapi destar di kepala, lehernya berhiaskan muti salak, habas dan gong, serta tangannya dihiasi gelang dan pinggangnya berikat perak dan dompet alkosu.

b.      Acara Peminangan
Rangkaian upacara perkawinan masyarakat Dawan-Kupang, Nusa Tenggara Timur, dimulai dengan acara perkenalan antar dua anggota keluarga yang akan berbesan. Sebelum kedua keluarga itu bertemu, biasanya keluarga calon pengantin pria (CPP) terlebih dahulu akan mengirimkan utusan untuk datang ke rumah calon pengantin wanita (CPW) guna bertemu dan berkenalan dengan anak gadis yang akan dipinang.
Pada kesempatan itu juga, utusan akan menyampaikan maksud hati keluarga CPP untuk segera meminang anak gadis tersebut. Setelah mendapatkan jawaban dari pihak keluarga CPW, sang utusan segera pulang dan menyampaikan hasil pertemuannya kepada keluarga CPP. Lalu mereka akan berunding untuk menetapkan waktu yang tepat untuk mengadakan pertemuan dua keluarga lagi guna membahas kelanjutan rencana acara pinangan.
Tetapi sebelum pertemuan itu terlaksana, keluarga CPP diharuskan membuat surat yang ditujukan kepada keluarga CPW. Isinya menyampaikan maksud kedatangan keluarga CPP yang ingin bertemu dengan keluarga CPW untuk meminang anak gadis mereka. Dan setelah keluarga CPW menerima surat tersebut maka mereka akan segera mengadakan pertemuan antara keluarga dekat yang melibatkan saudara laki-laki dari ibu kandung CPW yang disebut Na’i (oom dalam bahasa Timor) atau To’o (dalam bahasa Rote). Pertemuan keluarga CPW ini dilakukan untuk merancang penerimaan kedatangan keluarga CPP dalam acara pinangan nanti[1].
Sebelum hari pinangan terlaksana, keluarga CPW juga akan mengirimkan surat balasan kepada keluarga CPP berisi tanda kesediaan mereka menerima kedatangan keluarga CPP untuk meminang yang di dalamnya disertakan sejumlah syarat-syarat antaran yang mereka minta dan tetapkan.
Pada hari pelaksanaan pinangan, pihak keluarga CPW akan menyiapkan perwakilan keluarga yang ditunjuk sebagai juru bicara dan dia bertugas menerima kedatangan rombongan keluarga CPP. Pada saat hari pinangan ini, rombongan CPP harus datang tepat waktu sambil membawa barang antaran yang sebelumnya sudah ditetapkan, biasanya sebanyak 5-7 baki/dulang yang dibawa oleh remaja-remaja putri, hal ini sebagai salah satu syarat untuk kelengkapan mas kawin. Biasanya barang antaran yang diminta antara lain:
Antaran I         : berisi pinang sebanyak satu rangkai.
Antaran II       : tempat sirih berisi uang untuk tebusan air susu ibu, uang untuk donatur gereja dan pemerintah serta uang to’ok.
Antaran III      : seperangkat bahan busana untuk CPW dan orangtuanya.
Antaran IV      : berisi perhiasaan emas yang diperuntukkan bagi CPW.
Antaran V : berisi lampu yang sudah dinyalakan. Sementara antaran lainnya lazimnya berisi aneka bahan makanan, buah atau kue
Setelah masing-masing juru bicara keluarga bertemu, mereka akan langsung melakukan perbincangan dan setelah ada kesepakatan maka barang-barang antaran tersebut lalu diserah-terimakan. Selain untuk meminang, kedua keluarga juga membahas kelanjutan dari pesta perkawinan anak-anak mereka juga membahas pembayaran belis (mas kawin). Acara pinangan ini biasanya akan ditutup dengan acara jamuan makan bersama.
Setelah kesepakatan didapatkan, keluarga CPP akan mengumpulkan keluarga besarnya untuk memberitahukan apa-apa saja yang menjadi hasil kesepakatan dalam pertemuan keluarga di acara pinangan tersebut. Keluarga CPP berkumpul tidak hanya untuk mendengarkan hasil pertemuan tetapi juga untuk saling membantu dan meringankan beban keluarga CPP dengan memberikan bantuan dan sumbangan untuk membayar belis yang diminta keluarga CPW, termasuk segala sesuatu yang menjadi kebutuhan dalam pesta pernikahan nantinya.
Sehari sebelum hari perkawinan tiba, di rumah CPW akan diadakan acara picah bok yaitu pesta persiapan untuk mendirikan teng atau tenda pesta, setelah itu keluarga CPW akan pergi ke rumah CPP untuk mengantarkan barang-barang kebutuhan CPW yang antara lain untuk mengisi kamar pengantin serta kebutuhan dapur. Biasanya berupa pakaian, barang pecah belah, segala kebutuhan rumah tangga dan bahan-bahan dapur. Sementara itu, keluarga CPP juga mengantarkan balik semua kebutuhan pesta serta busana CPW yang akan dikenakan pada hari perkawinan.
Pada hari H, sebelum CPW menuju tempat berlangsungnya akad nikah atau pemberkatan nikah, CPW terlebih dahulu keluar dari rumah/kamarnya dengan melalui pintu depan rumah/tangga rumahnya. Di sana dia telah ditunggu oleh saudara-saudara perempuannya yang telah menyiapkan kendi berisi air yang akan dipakai untuk mencuci kaki sang pengantin. Setiap saudara yang sudah bersiap-siap tersebut lantas membasuh kaki calon pengantin dan mereka akan mendapatkan uang koin emas yang sudah disiapkan oleh CPP dalam sebuah tempayan. Setelah acara mencuci kaki ini selesai baru pasangan pengantin menuju tempat yang sudah disediakan untuk meresmikan pernikahan mereka.
Begitu pasangan ini resmi menjadi suami-istri maka acara akan dilanjutkan dengan mengadakan pesta di rumah pengantin wanita. Pada malam hari sesudah pesta usai, keluarga pengantin pria akan memohon kepada keluarga pengantin wanita untuk membawa pulang sang pengantin wanita yang pada saat itu sudah resmi menjadi istri anaknya sekaligus menantunya.

C.    TAHAP-TAHAP PERNIKAHAN DI NTT
Secara umum ada beberapa tahapan yang harus dilakukan masyarakat NTT sebelum pernikahan. Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

*      Tahap Palinga
Tahapan ini adalah tahapan dimana pria mencari pasangan hidupnya atau pada jaman sekarang disebut pacaran. Pada dahulu kala, masyarakat NTT biasanya dijodohkan dengan salah satu kerabat atau teman kecil dari sang pria. Tujuannya adalah untuk mempererat hubungan antar dua keluarga tersebut. Pada tahapan ini masyarakat NTT mengenal ada 3 cara untuk mendapatkan calon pengantin wanita. Cara yang pertama adalah si pria bekerja pada calon mertua dan sering datang bahkan atau tinggal di rumah tersebut untuk melakukan pendekatan kepada keluarga dan calon pengantin wanita. Cara yang kedua adalah tidak dengan bekerja dengan calon mertua atau tidak sering datang atau tinggal di rumah calon mertua namun sang pria atau utusannya membawa lari calon pengantin wanita ke rumah sang pria dengan kuda setelah itu barulah keluarga pria akan datang dengan pinangan resmi. Cara yang ketiga adalah cara yang digunakan yang hanya diketahui oleh kedua pasangan saja artinya selama proses perkenalannya tidak ada satupun keluarga yang mengetahuinya.

*      Tahapan Kedua: Pinangan
Pada tahapan ini keluarga dari pihak laki-laki akan datang bersama rombongannya ke rumah calon mempelai wanita untuk melamar secara resmi. Pada saat inilah “belis” atau mahar perkawinan yang telah disepakati bersama dibawa. Mengapa harus disepakati? Hal ini terjadi agar antara keluarga pria dengan keluarga wanita tidak ada hutang yang dapat mengakibatkan batalnya perkawinan dan membuat malu masing-masing keluarga.

*      Tahapan Ketiga: Upacara Malam Kapanca
Upacara ini biasanya dilakukan pada satu malam sebelum pernikahan dilangsungkan dan hanya dilakukan oleh pengantin wanita. Hal ini bisa dilakukan di rumah pengantin wanita atau tempat dimana tempat itu memungkinkan untuk dilakukannya upacara ini. Upacara ini adalah upacara pemakaian pacar atau inai kepada pengantin wanita. Hal ini perlu dilakukan karena dengan dikenakan pacar atau inai ini akan menambah menawanya pengantin wanita.

*      Tahapan Keempat: Akad Nikah atau Pemberkatan
Pada tahap ini adalah peresmian yang dilakukan menurut hukum agama oleh agama yang dianut oleh kedua pasangan. Biasanya dilakukan di gereja. Ada hal yang selalu dilakukan oleh masyarakat NTT sebelum masuk ke ruangan akad atau pemberkatan, yaitu pasangan calon pengantin tersebut akan dihadang oleh beberapa orang ibu-ibu dengan membawa galah dan dibawa masuk ke dalam ruangan akad atau pemberkatan.

*      Tahap Kelima: Acara Tokencai
Pada tahap ini pengantin wanita akan masuk kedalam kamar dan pengantin pria akan menjemputnya dengan mengetuk pintu dan berbalas pantun dengan pengantin wanita. Pengantin Pria juga harus bisa melaksanakan syarat-syarat yang diajukan oleh perias pengantin sebelum ia membawa pengantin wanita.

D.    Tata Cara Pemberkatan Nikah
Tata cara ibadah pemberkatan nikahlangsung dipimpin oleh Gembala Sidang Jemaat/Hamba Tuhan yang ditugaskan. 
1.      Kedua mempelai memasuki pintu Gereja. 
2.      Gembala Sidang Jemaat mengundang hadirin berdiri untuk menyambut
kedatangan mempelai. 
3.      Gembala Sidang Jemaat memaklumkan bahwa upacara peneguhan dan
pemberkatan nikah antara Sdr..... dengan Sdri... segera dimulaikan,
kemudian langsung berdoa. 
4.      Kedua mempelai dan hadirin di persilahkan duduk.
5.      Khotbah .
6.      Pertanyaan kepada mempelai .
7.      Janji mempelai ( dapat diikuti dengan pemasangan cincin )
8.      Peneguhan/pemberkatan nikah (dapat diakhiri dengan pembukaan
kerudung oleh mempelai pria).
9.      Ucapan selamat oleh Gembala Sidang Jemaat (dapat diikuti dengan
pemberian Alkitab).
10.  Doa penutup
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Manusia sering disebut sebagai makhluk sosial sehingga dia selalu ingin diterima di dalam lingkungan masyarakat sekitarnya, jadi jangan heran apabila masyarakat di Indonesia masih ingin menggunakan adat istiadatnya dalam menyelenggarakan perkawinannya. Biasanya di dalam adat istiadat, seseorang baru diakui di dalam masyarakat adat adalah orang yang sudah menikah dan tentu saja pernikahannya telah dilakukan secara adat karena apabila tidak dilakukan secara adat yang ada bukan diakui tapi dikucilkan dari pergaulan adat. Hal ini berlaku pula bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur. Masyarakat NTT juga sadar bahwa salah satu tujuan dari pernikahan adalah untuk  mendapatkan keturunan sehingga di dalam masyarakat NTT pada saat  berlangsungnya pesta pernikahan sering menggunakan simbol-simbol kesuburan seperti daun sirih dan pohon pinang yang menandakan atau dipercayai sebagai simbol alat reproduksi manusia.












Daftar Pustaka

1.      Piet A.Tallo: OKOMAMA: Simbol Pendekatan Masyarakat Timor. Soe 1990.
2.      Anton Pain Ratu, "Perkawinan Adat Suku Dawan", dalam SAWI (Sara Karya Perutusan Gereja), no 5 Mei 1991, 5 94. Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Bapak Drs. Antonius Bele.
3.       

2 komentar:

dfdfd mengatakan...

Menikah adalah tujuan dan impian Semua orang, Melalui HIS Graha Elnusa Wedding Package , anda bisa mendapatkan paket lengkap mulai dari fasilitas gedung full ac, full carpet, dan lampu chandeliar yg cantik, catering dengan vendor yang berpengalaman, dekorasi, rias busana, musik entertainment, dan photoghraphy serta videography.
Kenyaman dan kemewahan yang anda dapat adalah tujuan utama kami.
Hubungi : 0822 – 9914 – 4728 (Rizky)

EBOBET mengatakan...

EBOBET Situs Agen Slot Terbaik dan Terpercaya 2020
Minimal deposit 10ribu


Bonus yang tersedia saat ini :
Bonus New member SPORTBOOK 100%
Bonus New member SLOT GAMES 100%
Bonus New member ALL GAMES 20%
Bonus Setiap Deposit 3%
Bonus Cash back 5% UP 10%
Bonus Rollingan Live Casino 0,8% - 1%
Bonus Kemenangan beruntun Sportbook
Bonus Event Mix Parlay
Bonus COMBO Mix Parlay

Bisa via pulsa, dana, gopay dan ovo
Untuk keterangan lebih lanjut bisa menghubungi :
Situs : EBOBET
𝚆𝙰 : +855 967 598 801

Gambaran Yesus Kristus Adalah Seorang Ayah Yang Baik

     Sebagian orang menggambarkan Tuhan sebagai yang duduk dengan nyaman di takhta-Nya yang jauh, mengatur, cuek, dan sangat tidak tertarik ...