BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Sebagai perwujudan kemurahan Allah bagi manusia,
baptisan merupakan bagian dari ajaran Kristen yang sangat penting dalam
memahami penerimaan keampunan dosa, kelahiran kedua kali dan memperoleh
kebahagiaan kekal. Namun dalam prakteknya, masih banyak orang Kristen yang
tidak mengerti apa yang sesungguhnya tujuan melaksanakan baptisan itu dengan
membawa anak-anak mereka untuk menerima baptisan tersebut. Pertentangan yang
sering terjadi antara sesama orang Kristen di Dunia pada umunya dan di
Indonesia pada khusunya. Para pakar perjanjian baru dan para bapak gereja
mendiskusikan kebenaran dari baptis percik dan baptis selam.
Bagi kalangan teologi sering didebatkan dan tidak
ditemukan satu jawaban yang sangat pasti mengenai kebenaran akan kedua baptis
ini. Hal yang paling ekstrim dan tidak sesuai dengan Firman Tuhan adalah para
penganut baptis selam dan baptis percik mereka saling menghakimi dan menentukan
kebenaran menurut pemikiran mereka sendiri. Korban dari perdebatan ini
adalah jemaat dan orang kristen yang tidak mengetahui dengan pasti kebenaran
kedua baptis ini. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa para pakar teologi telah
membuat sebuah kebingungan dan pertanyaan bagi jemaat. Hal ini wajar karena poa
pikir manusia yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan.
B. Tujuan
Makalah
Dalam
pengertian tentang baptis yang memiliki perbedaan adalah titik tolak
dimana manusia tidak akan pernah puas daan selalu mencari cara untuk memuaskan
pikiran dan keinginan mereka. Demikian juga perdebatan yang tak henti-hentinya
tentang baptis ini Masyarakat Kristen
pasti memiliki pandangan masing masing mengenai baptis ini. Saya akan menjelaskan
bahwa walaupun terdapat cara baptis yang berbeda pada dasarnya adalah kita
telah lahir baru lewat kita yakin, mengimani dan percaya bahwa Yesus Kristus
adalah Juruselamat dan Sang Mesias (Yohanes 14:6). Kita yakin bahwa Yesus mati
di bukit golgota dan telah bangkit diantara orang mati dan nantinya Yesus juga
kan datang kedua kalinya untuk menjemput orang yang percaya kepada Allah.
C. Ruang
Lingkup
Dalam
penulisan makalah ini, saya hanya membahas tentang apa itu baptisan dan
baptisan menurut salah satu tokoh gereja, yaitu Marthen Luther serta makna
baptisan dan pandangan penganut baptis selam dan baptis percik, kontradiksi
baptis selam.
BAB II
ISI
A. Definisi
Baptisan
Istilah
baptisan berasal dari bahasa Yunani yaitu “βαπτισμα” (kata benda bentuk
nominatif tunggal neuter) yang dapat diartikan dengan kata
“baptisan”. Secara etimologi kata ini berasal dari kata
dasar “βαπτω” yang mempunyai arti dasarnya ialah saya mewarnai, dan
kemudian artinya berkembang menjadi saya membasahi, saya membenamkan. Kata ini
juga dapat diartikan dengan saya mencelupkan, membersihkan atau memurnikan
melalui pembasuhan.
Pengertian “βαπτώ” yang sering dipakai dalam kekristenan sekarang ini ialah berarti
membaptiskan. Sedangkan bentuk infinitip dari kata “βαπτω” ialah kata “βαπτιζειν” yang berarti
kata yang menyuruh untuk membaptiskan. Kata “βαπτιζειν” ini menandakan tindakan luar yang kemudian menjadi syarat untuk usaha
dari baptisan yang didasarkan pada Kristus. Sedangkan Yesus memakai kata
“βαπτιζοντες” untuk menyuruh murid-muridNya membaptis di dalam nama Bapa,
Anak dan Roh Kudus[1].Kata “βαπτισμα” ini bukan hanya sekedar
pencelupan ke dalam air belaka, namun melalui perantaraan air tersebut maka
makna kata baptisan itu telah berubah, misalnya dalam Roma 6:4 kata dibaptiskan
telah berubah makna menjadi dikuburkan dan dibangkitkanbersama
Kristus. Sedangkan dari Efesus 4:5, kata “βαπτισμα” maknanya menjadi untuk
membentuk arti kata yang menunjuk kepada satu kesatuan jemaat.
Arti kata “βαπτισμα” juga bukan hanya menunjuk kepada
tindakan/reaksi dalam bentuk dari luar tetapi mencakup tindakan dalam
bentuk dari dalam. Tindakan dalam bentuk dari luar ialah dengan adanya
penyucian melalui pembaptisan dengan air, sedangkan tindakan dalam bentuk dari
dalam ialah dengan adanya pertobatan dan penyucian hati.
B.
Pentingnya Baptisan
·
Kristus dibaptis (Mat 3:16).
Walaupun arti baptisanNya berbeda sama sekali dari arti baptisan orang Kristen,
namun hal itu mengandung arti bahwa kita mengikuti Tuhan apabila kita dibaptis.
Harus disadari, kita tidak akan pernah mampu meniru pribadi yang tidak berdosa;
namun kita harus mengikuti langkah-langkahNya, dan baptisan merupakan salah
satu langkahNya (1 Petrus 2:21).
·
Tuhan menyetujui murid-muridNya untuk
membaptiskan (Yoh 4:1-2).
·
Kristus memerintahkan supaya orang
percaya dibaptiskan pada zaman ini (Mat 28:19). Perintah ini jelas bukan hanya
untuk para rasul yang mendengarnya, namun untuk para pengikutnya di sepanjang
zaman, karena Ia berjanji akan menyertai mereka senantiasa sampai pada
kesudahan zaman.
·
Gereja mula-mula sangat mementingkan
Baptisan (Kisah 2:38,41; 8:12,13,36,38; 9:18; 10:47,48; 16:15,33; 18:8; 19:5).
Gereja mula-mula sama sekali tidak menerima orang percaya yang tetap tidak
dibaptiskan.
·
Perjanjian Baru menggunakan
ordonansi (upacara yang diperintahkan Tuhan untuk dilaksanakan Gereja) itu
untuk menggambarkan atau melambangkan kebenaran teologis yang penting (Rm 6:1-10;
Gal 3:27; 1 Ptr 3:21).
·
Penulis surat Ibrani mengatakan
Baptisan merupakan suatu Kebenaran yang Mendasar (Ibr 6:1-2). Baptisan bukan
lagi merupakan pilihan atau kurang penting bila dibandingkan dengan pengajaran
tentang pertobatan, kebangkitan, dan penghakiman.
C.
Baptisan menurut Martin Luther
Menurut
Luther, baptisan bukanlah hasil pikiran manusia, melainkan wahyu dan pemberian
Allah. Baptisan tidak bisa dianggap sepele, melainkan harus dipandang
sebagai sesuatu yang terbaik dan luhur. Meskipun baptisan merupakan hal
lahiriah, namun yang jelas firman dan perintah Allah menetapkannya dan
meneguhkannya. Lebih-lebih baptisan itu dilakukan di dalam namaNya. Luther
mendirikan pendapatnya di atas Mat. 28:19-20.
Dibaptis dalam nama Allah bukanlah dibaptis oleh manusia, melainkan oleh Allah
sendiri. Karena itu, walaupun manusia yang melakukannya, baptisan itu
benar-benar perbuatan Allah sekaligus. Artinya, jika pun seorang imam atau
pendeta melayani sakramen baptisan kudus, sebenarnya Allah sendirilah pelaku
utama dalam sakramen tersebut bukan pendeta.
Luther berpendapat bahwa baptisan
bukanlah air biasa saja, melainkan air yang terkandung dalam firman dan
perintah Allah serta dikuduskan oleh-Nya. Dengan demikian baptisan tidak lain
daripada Allah sendiri; bukan karena air itu lebih istimewa dari segala jenis
air yang lain, tetapi karena firman dan perintah Allah yang menyertainya. Jadi,
baptisan berbeda dengan air yang lain, bukan karena apa adanya, melainkan
karena sesuatu yang lebih mulia menyertainya. Allah sendiri menaruh
kemuliaanNya atasNya dan mengalirkan kuasa kuasa dan kekuatan ke dalamnya.
Baptisan adalah suatu firman surgawi yang kudus, pujian apapun tidak cukup
untuk memuliakannya, karena seluruh kuasa dan kemampuan Allah ada di dalamnya.
Menurut Luther, tidak ada mutiara yang lebih berharga daripada baptisan.
Menurutnya, pemberian-pemberian dalam baptisan begitu banyak dan tak ternilai
harganya, antara lain kemenangan atas maut dan iblis, pengampunan dosa,
kemurahan Allah, Kristus seutuhnya dan Roh Kudus dengan pemberian-pemberian-Nya. Seseorang
yang dibaptis menerima janji akan berbahagia selama-lamanya. Itulah dampak yang
dihasilkan oleh perpaduan air dan Firman dalam baptisan, yakni bahwa tubuh dan
jiwa memperoleh kesukaan: Firman yang menjadi pegangan jiwa sekaligus
akan memberi kesukaan bagi tubuh. Luther kemudian menghubungkan asumsinya
dengan Roma 6, yang berbicara seputar topik kematian dan kebangkitan Yesus
Kristus. Menurut Luther, baptisan sebagai sakramen yang kudus telah
mengikutsertakan kita di dalam kematian dan kebangkitan Yesus.
a.
Baptisan Anak-anak
Sah tidaknya
baptisan tidak tergantung pada orang yang dibaptis, demikialah asumsi Luther
menanggapi pertanyaan orang-orang tentang baptisan kepada anak. Menurutnya,
baptisan bergantung pada Firman yang menyatu dengan air. Siapapun yang
dibaptis, Allah berkenan atas baptisan tersebut, sebab memang Allah sendirilah
yang menjadi aksiom baptisan. Seperti telah dibahas sebelumnya, Luther
mengatakan bahwa baptisan adalah kehendak Allah, bukan kehendak
manusia. Oleh sebab itu, baik anak-anak ataupun orang dewasa, jika
baptisan itu atas nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, maka baptisan itu adalah
sah adanya.[2]
b.
Manusia Lama Sudah Mati, Manusia
Baru Hidup Kembali
Bagi Luther,
baptisan yang ideal adalah baptisan dengan cara dicelupak ke dalam air. Ketika
dicelupkan ke dalam air, air itu melingkupi diri orang yang dibaptis dan
kemudian ditarik lagi keluar; berarti mematikan Adam yang Lama dan
membangkitkan manusia baru. Luther
mengatakan bahwa hal ini harus terjadi terus-menerus sepanjang hidup. Dengan
demikian, kehidupan orang Kristen tidak lain daripada baptisan setiap hari.
Sekali baptisan itu dimulai, maka kita terus-menerus berada di dalamnya.
Sebab kita tidak pernah berhenti membersihkan apa-apa yang berasal dari Adam
lama; dan apa saja yang termasuk manusia baru harus terus menerus muncul. Yang
dimaksud oleh Luther dengan manusia lama adalah apa yang dilahirkan dalam diri
kita dari Adam, yakni: amarah, cemar, iri hati, mesum, tamak, malas dan tinggi
hati. Oleh karena itu, manakalah kita masuk ke dalam kerajaan Kristus, semua
ini mesti makin berkurang dari hari ke hari, sehingga makin hari kita makin
lembut, sabar dan rendah hati, serta membuang ketamakan, kebencian, iri hati
dan kesombongan. Di mana ada iman beserta buah-buahnya, di sana baptisan bukan
merupakan lambang yang samar-samar saja, melainkan benar-benar nyata
pengaruhnya. Sebaliknya, tanpa iman baptisan itu hanyalah tanda belaka, tanpa
pengaruh apapun.
C. Makna
Baptisan
Baptisan dan Perjamuan Kudus adalah sakramen yang ditentukan oleh
Kristus untuk ditaati orang percaya. Kedua sakramen ini mempunyai makna rohani
yang sangat dalam berkaitan dengan apa yang telah Allah kerjakan bagi
keselamatan manusia berdosa melalui pribadi Yesus Kristus. Perjamuan Kudus
bertalian dengan karya Kristus yang menjadikan diri-Nya sendiri sebagai korban
penghapus dosa dunia ini.
Tindakan menebus manusia berdosa
menuntut kematian Kristus. Kematian-Nya di atas salib adalah akibat dari
menanggung hukuman atas dosa manusia. Sebab itu, setiap kali perjamuan kudus
dirayakan, sakramen ini membawa umat beriman untuk mengingat kembali akan tubuh
Kristus yang telah dipersembahkan menjadi korban pendamaian dan juga akan darah
kudus-Nya yang telah dicurahkan bagi pengampunan manusia berdosa. Jika
perjamuan kudus berbicara tentang karya Tuhan Yesus dalam menggenapi rancangan
keselamatan yang direncanakan Allah, maka baptisan kudus berbicara mengenai
pekerjaan Roh Kudus yang menerapkan atau mengaplikasikan hasil karya penebusan
Kristus terhadap orang percaya. Robert Rayburn
mengatakan, “Seperti Perjamuan Kudus melambangkan pekerjaan Kristus, demikian
juga baptisan melambangkan pekerjaan dari Roh kudus.” Dalam ordinasi yang
pertama Allah berbicara kepada kita tentang darah pembasuh; dalam ordinasi
kedua dibicarakan “penyucian kelahiran kembali dan pembaharuan oleh Roh
Kudus.” Jadi, dalam perjamuan kudus fokusnya adalah pada pengorbanan
Kristus. Sedangkan dalam baptisan fokusnya adalah pada pelayanan Roh Kudus. Berbicara
tentang baptisan, harus diketahui dengan jelas bahwa sakramen ini sama sekali
tidak menyelamatkan orang berdosa. Imanlah satu-satunya sarana yang membawa
efek keselamatan bagi kita. Rasul Paulus menegaskan bahwa “Sebab karena kasih
karunia kamu diselamatkan oleh iman…” (Ef. 2:8; Bdk Rom. 10:9-10). Bagaimana
iman dapat timbul dalam hati manusia? Ini terjadi karena pekerjaan Roh
Kudus.
D. Pandangan
penganut Baptis Selam dan Percik
a. Baptis Percik
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa baptisan air adalah suatu tanda
kelihatan dari karya Roh Kudus yang tidak kelihatan, yakni pekerjaan-Nya
melahir-barukan orang berdosa. Baptisan air melambangkan baptisan Roh Kudus.
Dalam Alkitab, air adalah simbol untuk melukiskan Roh Kudus (Yoh. 7:38-39).
Dengan demikian, maka baptisan air
adalah lambang untuk menyatakan baptisan Roh Kudus.
Alkitab juga mencatat bahwa karya Roh Kudus dalam kehidupan manusia selalu digambarkan sebagai ‘turun dari atas’ atau ‘dicurahkan dari atas’. Ketika para rasul mengalami penggenapan nubuat ini, mereka semua dihinggapi oleh “lidah-lidah seperti nyala api” simbol dari Roh Kudus yang turun dari langit (Kis. 2:2-4).Pada saat Tuhan Yesus menerima baptisan air dari Yohanes maka segera setelah itu, Roh Kudus turun ke atas diri-Nya dalam bentuk burung merpati (Mat. 3:16, Mark. 1:10, Luk. 21-22).
Alkitab juga mencatat bahwa karya Roh Kudus dalam kehidupan manusia selalu digambarkan sebagai ‘turun dari atas’ atau ‘dicurahkan dari atas’. Ketika para rasul mengalami penggenapan nubuat ini, mereka semua dihinggapi oleh “lidah-lidah seperti nyala api” simbol dari Roh Kudus yang turun dari langit (Kis. 2:2-4).Pada saat Tuhan Yesus menerima baptisan air dari Yohanes maka segera setelah itu, Roh Kudus turun ke atas diri-Nya dalam bentuk burung merpati (Mat. 3:16, Mark. 1:10, Luk. 21-22).
b.
Baptisan Selam
Mereka berkeyakinan bahwa kata Yunani untuk membaptis yaitu “baptizw” (baptizo)
atau kata infinitive-nya “baptizein” (baptizein) selalu bermakna utama
mencelupkan atau menenggelamkan ke dalam air. Berlandaskan arti hurufiah kata
ini, mereka sangat menekankan bahwa makna literal ini dengan sendirinya sudah
menunjukkan cara baptisan yang tidak lain adalah dengan diselamkan. Karena
tidak bersifat “single-meaning” maka jika kelompok yang memegang baptisan selam
telah memakai salah satu maknanya yaitu ‘mencelupkan’ untuk dijadikan penentu
metode baptisan, maka golongan yang melaksanakan baptisan percik juga berhak
mengambil makna lain dari kata to wash atau to purify by washing untuk
dipakai sebagai penentu cara baptisan. Pada intinya, arti dari kata “baptizw“
dan “baptizein” tidak bisa menjadi argumentasi yang definitif untuk menentukan
satu-satunya cara yang sah dalam pembaptisan. Fakta adanya aneka-arti untuk
kata “baptizw“ dan “baptizein” menyatakan bahwa tidaklah memadai jika cara
baptisan ditentukan hanya berdasarkan makna literal dari kata aslinya. Kedua,
pada beberapa bagian Alkitab, kata “baptizw“ atau “baptizein” yang dipakai
sangat jelas tidak mengandung arti menenggelamkan atau mencelupkan. Misalnya,
Mark. 7:4, kata yang diterjemahkan oleh LAI sebagai “membersihkan dirinya”
dalam bahasa Yunaninya adalah membaptis.
Teks Alkitab lainnya yang dipakai
untuk mendukung metode baptisan selam adalah Yoh. 3:23. Dikatakan pada bagian
ini bahwa Yohanes membaptis di dekat Salim ‘sebab disitu banyak air.’ Kata
banyak air ini dianggap sebagai indikasi tentang baptisan selam. Robert Rayburn
berpendapat bahwa sebenarnya itu tidak dimaksudkan demikian. Karena kata
aslinya bukan mengatakan ‘banyak air’ tetapi lebih tepat ‘beberapa air’ atau
‘beberapa mata air’.
E. Kontradiksi
baptis selam
Pada hari Pentakosta, terjadi
pertobatan massal sebagai respon terhadap khotbah yang diberitakan oleh rasul
Petrus. Ada 3.000 orang bertobat dan pada hari itu juga mereka dibaptiskan
(Kis. 2:41). Mungkinkah 12 rasul yang ada bisa membaptis orang percaya sebanyak
ini dalam satu hari? “Tidak cukup fasilitas untuk membaptis selam 3.000 orang
pada hari itu di Yerusalem. Di Yerusalem tidak cukup air untuk membaptis semua
ukuran orang. Bahkan dengan hanya 12 rasul yang membaptis, tidak cukup waktu
untuk melakukan baptisan selam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Allah
sendirilah yang menjadi dasar dan pelaksana utama dalam Baptisan, bukan
manusia. Oleh karena itu, tidak menjadi persoalan tentang siapa orang yang
dibaptis, apakah orang dewasa atau anak-anak; sebab jika baptisan tersebut
dilaksanakan di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, maka sakramen tersebut
adalah sah. Seorang yang menerima baptisan
berarti telah ikut dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Alkitab
tidak pernah berbicara tentang cara pembaptisan. Sebab itu, tidak boleh ada
satu cara yang dimutlakkan (baik selam atau percik atau pencurahan) dan tidak
perlu ada klaim mengenai satu-satunya cara yang sah dalam menjalankan baptisan.
B. Saran
Kita
harus mengakui bahwa makna baptisan jauh lebih penting dari pada caranya. Persetujuan
terhadap statement ini akan menghadirkan sikap yang tolerir (bisa menerima)
terhadap cara apa pun yang diterapkan, asal saja baptisan itu memakai unsur air
dan dilakukan dalam nama Allah Tri Tunggal: Bapa, Anak dan Roh Kudus (Mat.
28:19).
Setiap orang yang memiliki pengalaman lahir baru, bertobat dan beriman adalah orang yang telah dibaptis oleh Roh Kudus. Selain menjadi tanda, baptisan air yang diterima dengan iman akan berfungsi sebagai meterai yang menyatakan kehadiran Roh Kudus yang memberikan jaminan keselamatan.
Setiap orang yang memiliki pengalaman lahir baru, bertobat dan beriman adalah orang yang telah dibaptis oleh Roh Kudus. Selain menjadi tanda, baptisan air yang diterima dengan iman akan berfungsi sebagai meterai yang menyatakan kehadiran Roh Kudus yang memberikan jaminan keselamatan.
.
DAFTAR
PUSTAKA
Xavier Leon, Ensiklopedi Perjanjian Baru, Kanisius, Yogyakarta
1990: hlm. 156.
O.
Cullmann, Baptism in The New Testament, SCM Press Ltd., London
1956: hlm. 14.
Oepke,
“βαπτω, βαπτιζω, βαπτισμος, βαπτισμα”, dalam TDNT Vol. I,
WMB Eerdmands Publishing Company, Michigan t.t.: hlm. 531.
1964
Geoffrey, Chapmann Baptism in the New Testament: A Symposium,
London . 1964 .Kerr Jr., Hugh Thomson (ed.).
Oepke, “βαπτω, βαπτιζω, βαπτισμος, βαπτισμα”,
dalam TDNT Vol. I, WMB Eerdmands Publishing Company, Michigan t.t.:
hlm. 531.
1964 Baptism
in the New Testament: A Symposium, London (Geoffrey Chapmann).Kerr Jr.,
Hugh Thomson (ed.).
1956 Baptism
in The New Testament, London (SCM Press Ltd.).End, Van den.
Teologi Dasar 2, Charles Caldwell Ryrie, PBMR ANDI, hal 223-228
2 komentar:
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
EBOBET Situs Agen Slot Terbaik dan Terpercaya 2020
Minimal deposit 10ribu
Bonus yang tersedia saat ini :
Bonus New member SPORTBOOK 100%
Bonus New member SLOT GAMES 100%
Bonus New member ALL GAMES 20%
Bonus Setiap Deposit 3%
Bonus Cash back 5% UP 10%
Bonus Rollingan Live Casino 0,8% - 1%
Bonus Kemenangan beruntun Sportbook
Bonus Event Mix Parlay
Bonus COMBO Mix Parlay
Bisa via pulsa, dana, gopay dan ovo
Untuk keterangan lebih lanjut bisa menghubungi :
Situs : EBOBET
𝚆𝙰 : +855 967 598 801
Posting Komentar